Minggu, 01 Agustus 2010

apresiasi puisi

Surat Kepada Bunda :

Tentang Calon Menantunya

 

Mama yang tersayang

Akhirnya kutemukan juga jodohku

Seseorang yang bagai kau

Sederhana dalam tingkah laku dan bicara

Serta sangat menyayangiku

 

Terpupuslah sudah masa-masa sepiku

Hendaknya berhenti gemetar rusuh

Hatimu yang baik itu

Yang selalu mencintaiku

Karena kapal yang berlayar

Telah berlabuh dan ditambatkan

Dan sepatu yang berat serta nakal

Yang dulu biasa menempuh

Jalan-jalan yang mengkhawatirkan

Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara

Kini telah lepaskan

Dan berganti dengan sandal rumah

Yang tenteram, jinak, sederhana

 

Mama

Burung dara yang nakal

Yang sejak dulu kau piara

Kini terbang dan telah menemui jodohna

Ia telah meninggalkan sarang yang kau buatkan

Dan tiada akan pulang

Buat selama-lamanya

Ibuku,

Aku telah menemukan jodohku

Janganlah kau cemburu

Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti

Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi

 

Begitu kata alam, begitu kau mengerti

Bagai dulu bundamu melepas kau

Kawin dengan ayahku. Dan bagai

Bunda ayahku melepaskannya

Untuk mengawinimu

Tentu sangatlah berat

Tapi itu harus, mama!

Dan akhirnya tak kan begitu berat

Apabila telah dimengerti

Apabila telah disadari

Hari sabtu yang akan datang

Aku akan membawanya kepadamu

Ciumlah kedua pipinya

Dan panggillah ia dengan kata ;’anakku!’

 

Bila malam telah datang

Kisahkan padanya

Riwayat para leluhur kita

Yang ternama dan perkasa

Dan biarkan ia nanti

Tidur disampingmu

 

Iapun anakmu

Sekali waktu nanti

Ia akan melahirkan cucu-cucumu

Mereka sehat-sehat dan lucu-lucu

Dan kepada mereka

Ibunya akan bercerita

Riwayat yang baik tentang nenek mereka

Bunda bapak mereka

Ciuman abadi

Dari anak lelakimu yang jauh

 

 

Willy

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pendekatan Strukturalisme Puisi

1.       Tipografi (penyusunan baris dan bait dalam puisi)

Berdasarkan jenis tipografinya, puisi diatas termasuk jenis puisi dengan tipografi teratur dengan jumlah baris dan bait yang tidak sama. Alasannya, pada puisi tersebut pengarang masih menggunakan persamaan bunyi atau rima, jumlah kata dan penyusunan kata meskipun baris dan baitnya tidak sama.

2.       Kata dan Diksi

Dalam puisi tersebut, pengarang lebih banyak menggunakan kata –kata yang sudah familier dan mudah dipahami oleh pembaca meskipun ada juga beberapa kata yang mengalami defamilier.

Sementara itu, diksi yang digunakan pengarang kebanyakan bermakna konotatif. Misalnya, ia melukiskan kehidupannya dahulu dan berubah saat ia telah menemukan jodohnya dengan “kapal yang berlayar yang telah berlabuh dan ditambatkan”. Ia juga melukiskan dirinya sewaktu belum menemukan jodohnya dengan istilah “burung dara yang nakal”.

3.       Bahasa Kiasan dan Bahasa Retorik

Bahasa kiasan yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain :

a)Perbandingan

contoh :

o        Seseorang yang bagai kau

o        Dan bagai Bunda ayahku melepaskannya

Untuk mengawinimu

  • Bagai dulu bundamu melepas kau

b)     Metafora

Contoh :

o        Dan berganti dengan sandal rumah

Yang tenteram, jinak, sederhana

o        Burung dara yang nakal

c)       Personifikasi

Contoh :

o        Terpupuslah sudah masa-masa sepiku

Hendaknya berhenti gemetar rusuh

o        Dan sepatu yang berat serta nakal

d)      Hiperbola

Contoh :

o        Jalan-jalan yang mengkhawatirkan

Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara

o        Kini terbang dan telah menemui jodohnya

e)       Repetisi

Contoh :

o        Begitu kata alam, begitu kau mengerti

o        Apabila telah dimengerti

Apabila Telah Disadari

4.Rima, Aliterasi, Asonansi

Rima (persamaan bunyi akhir kata yang terdapat antar baris dalam satu bait, terdiri dari rima awal, tengah, akhir)

rima dalam puisi diatas kebanyakan berupa rima akhir. Contohnya pada bait pertama :

Mama yang tersayang

Akhirnya kutemukan juga jodohku

Seseorang yang bagai kau

Sederhana dalam tingkah laku dan bicara

Serta sangat menyayangiku

Bait tersebut rimanya abbab. Selanjutnya pada bait-bait berikutnya dan seterusnya juga mempunyai rima akhir.

Aliterasi (persamaan bunyi konsonan pada satu baris puisi)

Contoh:

Terpupulah sudah masa-masa sepiku

Telah berlabuh dan ditambatkan

Asonansi (persamaan bunyi vokal pada satu baris puisi)

Contoh:

Mama yang tersayang

Sederhana dalam tingkah laku dan bicara

Dan tiada akan pulang

Buat selama-lamanya

Yang ternama dan perkasa

5.Imaji (citra atau bayangan yang muncul dalam pikiran pembaca puisi)

Contoh:

Imaji penglihatan :

Karena kapal yang berlayar

Telah berlabuh dan ditambatkan

Jalan-jalan yang mengkhawatirkan

Kini terbang menemui jodohnya

Bila malam telah datang

Imaji pendengaran :

Dan panggillah ia dengan kata ;’anakku!’

Kisahkan padanya

Riwayat para leluhur kita

 

6.Tema Dan Amanat

Tema puisi diatas adalah : perjuangan seorang anak untuk mendapatkan ridho Ibunya.

Amanat :

·  Hendaknya kita mengatakan segala-sesuatu dengan sejujur-jujurnya kepada Ibu sebagai orang tua kita. Seperti pada bait :

Mama yang tersayang

Akhirnya kutemukan juga jodohku

Seseorang yang bagai kau

·  Jika memilih pendamping hidup pilihlah yang baik budi pekertinya.

Sederhana dalam tingkah laku dan bicara

Serta sangat menyayangiku

 

·  Sorang Ibu hendaknya mau memberikan restu ketika anaknya telah menemukan jodohnya.

Ibuku,

Aku telah menemukan jodohku

Janganlah kau cemburu

Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti

Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi

 

·  Hendaklah seorang Ibu menyayangi menantunya seperti halnya ia menyayangi anak kandungnya sendiri.

….

Dan akhirnya tak kan begitu berat

Apabila telah dimengerti

Apabila telah disadari

Hari sabtu yang akan datang

Aku akan membawanya kepadamu

Ciumlah kedua pipinya

Dan panggillah ia dengan kata ;’anakku!’

 

7.Makna Puisi

Makna puisi diatas adalah ungkapan perasaan senang Rendra ketika ia telah menemukan pendamping hidupnya. Ia menceritakan kebahagiaanya itu kepada bundanya agar mau merestui dan menerima calon istri yang sudah lama dinantikan Rendra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar