Kamis, 30 Desember 2010

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN
PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF
Oleh :
Nur Endah Ariningsih
K1208034

A. Kajian Teori
1. Pengertian Kalimat Efektif
Menurut Harimurti Kridalaksana dalam kamus linguistik (2008 : 103) yang dimaksud kalimat adalah konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) disebutkan bahawa kalimat adalah kesatuan ujaran yang mengungkapkan konsep pikiran dan perasaan.
Sementara itu, dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indosesia dijelaskan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan dan tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Lisan berarti dapat diucapkan dengan suara naik turun, disela jeda, diakhiri intonasi akhir dan diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi serta proses fonoligis lainnya. Dalam wujud lisan, kalimat diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!) dan berbagai jenis tanda baca lainnya. Nina Widyaningsih dalam makalahnya Kalimat dalam Bahasa Indonesia, 2009 menambahkan bahwa sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itubukanlah kalimat. (http://komunitasmahasiswa.com).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah suatu bagian ujaran yang minimal terdiri atas Subyek dan Predikat yang disusun sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku yang dapat mengungkapkan gagasan atau pikiran secara utuh.
Kata efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “berhasil guna”. Kaitannya dalam komunikasi, kalimat efektif diartikan sebagai kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya atau mengungkapkan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan pikiran pembaca atau penulisnya.
Sebelumnya pernah diteliti tmengenai “Kalimat Efektif: Struktur, Tenaga, dan Variasi” yang ditulis oleh Epraim (dalam she2008) menyimpulkan bahwa struktur kalimat yang benar merupakan dasar kalimat efektif, tenaga kalimat ialah kemampuan kalimat untuk menimbulkan pengertian-pengertian yang terkandung dalam kalimat sesuai dengan yang diinginkan penulis. Setelah memiliki struktur dan tenaga masih dibutuhkan adanya variasi. Putrayasa (2007 : 2) juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya.( http://she2008.wordpress.com)

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan gagasan. Unsure-unsur dalam kalimat itu saling mendukung sehingga membentuk kesatuan ide yang padu. Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat terganggu karena :
1) Subjek/ Predikatnya tidak jelas.
Missal :
Berhubung itu mengemukakannya juga minat baca kaum temaja makin menurun (tidak efektif).
Sehubungan dengan itu, ia juga mengemukakan bahwa minat baca kaum remaja makin menurun (efektif).
2) Fungsi keterangan yang salah letak
Missal :
Tahun ini SPP siswa baru saja dinaikkan (tidak efektif)
SPP siswa tahun ini baru saja dinaikkan atau Tahun ini, SPP siswa-baru saja dinaikkan (efektif)
3) adanya gagasan yang bertumpuk-tumpuk
Missal :
Kita semua mengemban amanat penderitaan rakyat harus sellu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita (tidak efektif)
Selaku pengemban amanat penderitaan rakyat, kita harus selalu mengupayakan kesejahteraan.(efektif).
b. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah hubungan timbale balik yang jelas antara unsure-unsur pembentuk kalimat itu. Cara membuat kepaduan yaitu dengan menggunakan kata ganti, kata depan, dan kata penghubung yang tepat dalam kalimat.
c. Kelogisan
Yang dimaksud kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan contoh di bawah ini.
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.(salah)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.(benar)
d. Kehematan
Menurut Akhadiah, dkk. (dalam she08), kehematan dalam kalimat efektif ialah kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang manambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur-unsur penghematan apa saja yang harus diperhatikan:
1). Pengulangan Subjek Kalimat
Penulisan kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas.
Contoh:
Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena mereka tahu masa ujian telah dekat.(salah)
Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena masa ujian telah dekat.(benar)
2) Hiponimi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:2003) hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan makna generik atau antaranggota taksonomi.
Contoh:
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya lampu neon. (salah)
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon. (benar)
3). Pemakaian Kata Depan ”dari” dan ”daripada”
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), atau asal-usul.
Contoh :
Bu Ros berangkat dari Bandung pukul 06.30WIB.
Kata dari tidak dipakai untuk menyatakan milik atau kepunyaan.
Dalam bahasa Indonesia kata depan daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau lainnya.
Contoh:
Sifat Muhammad Yamin lebih sukar dipahami daripada sifat Miswanto.
e. Penekanan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan..



Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1). Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2). Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.





f. Penggunaan Ejaan
Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan ejaan secara tepat, baik itu dalam hal penggunaan tanda baca, penulisan huruf, maupun dalam penulisan kata.
Contoh :
Seorang mahasiswa seumpama pendai gunung, sedang mendaki gunung cita-cita. (tidak efektif)
Seorang mahasiswa, seumpama pendai gunung, sedang mendaki gunung cita-cita.( efektif).
g. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kalimat tersebut tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
h. Kecermatan
Cermat ialah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berart icermat dan tepat menggunakan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.
•Hindari penanggalan awalan
•Hindari peluluhan bunyi/ c /
•Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan/ k / yang tidak luluh
•Hindari pemakaian kata ambigu


i. Kevariasian
Yakni menyusun kalimat dengan variasi tertentu agar tidak monoton atau membosankan. Variasi dimungkinkan oleh hal-hal berikut ini.
1). Variasi dalam pembukaan kalimat yang bisa dibentuk via frase keterangan (cara, waktu, tempat), frase benda, frase kerja, dan partikel penghubung.
Contoh :
Dilemparnya jauh-jauh perasaan cintanya kepada Sharon Stone, setelah mendengar kabar buruk tentangnya.
Pak Agus selalu memasang muka masam, karena melihat murid-muridnya yang malas-malasan.
2) Variasi dalam pola kalimat. Hal ini dapat dibentuk dengan cara mengubah pola kalimat S-P-O misalnya menjadi O-P-S, atau sebaliknya.
3)Variasi dalam jenis kalimat. Variasi ini debentuk dengan mengubah kalimat berita, misalnya menjadi kalimat Tanya atau kalimat perintah.
3. Sebab-sebab kalimat tidak efektif
Berikut ini 8 Sebab Ketidakefektifan Kalimat :
1. Kontaminasi ( merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah)
Contoh :
 diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
 memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)
 sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
2. Pleonasme : pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu
Contoh :
 para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)* para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
 banyak siswa-siswa (banyak siswa)
 saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
 agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
 disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3. Tidak Memiliki Subjek
Contoh :
 Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
 Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar)
 Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4. Adanya kata depan tidak perlu
Contoh :
 Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
 Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
5. Salah Nalar
Contoh :
 waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
 Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
6. Kesalahan Pembentukan kata
Contoh :
 mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
 mensoal seharusnya menyoal
 ilmiawan seharusnya ilmuwan
7. Pengaruh bahasa asing
Contoh :
 Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8. Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
 … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
 Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
B. Sintesis Teori Kalimat Efektif
Berangkat dari beberapa konsep yang dipaparkan pada kajian teoretik, dapatlah disintesiskan bahwa pada hakikatnya yang dimaksud dengan penguasaan kalimat efektif – dalam penelitian ini -- adalah kemampuan siswa dalam memahami suatu kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran maupun perasaan yang disampaikan penulis/pembicara dengan yang diterima pembaca/ pendengar sesuai cirri-ciri pembentukannya.
C. Definisi Konseptual Kalimat Efektif
Penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan siswa dalam memahami suatu kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran maupun perasaan yang disampaikan penulis/pembicara dengan yang diterima pembaca/ pendengar sesuai cirri-cirinya pembentukannya.
D. Definisi Operasional Kalimat Efektif
Penguasaan kalimat efektif adalah kemampuan siswa dalam memahami suatu kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran maupun perasaan yang disampaikan penulis/pembicara dengan yang diterima pembaca/ pendengar sesuai cirri-cirinya pembentukannya, yang diindikatori dengan pengetahuan dan pemahamannya melalui : 1) Pengetahuan tentang hakikat kalimat efektif, 2) pengetahuan mengenai cirri-ciri kalimat efektif, 3) pengetahuan mengenai sebab-sebab ketidak efektifan kalimat, 4)kemampuan dalam memahami contoh kalimat efektif, dan 5) kemampuan mengubah kalimat tidak efektif menjadi kalimat efektif.

E. Dimensi dan Indikator dalam Mengukur Penguasaan Kalimat Efektif
Sesuai dengan definisi operasional yang telah dinyatakan di atas, dimensi kemampuan penalaran dalam penelitian ini mencakup lima hal, yaitu 1) Pengetahuan tentang hakikat kalimat efektif, 2) pengetahuan mengenai cirri-ciri kalimat efektif, 3) pengetahuan mengenai sebab-sebab ketidak efektifan kalimat, 4)kemampuan dalam menemukan contoh kalimat efektif, dan 5) kemampuan mengubah kalimat tidak efektif menjadi kalimat efektif.




F. Kisi-kisi atau Tebel Spesifikasi Instrumen Tes Penguasaan Kalimat Efektif (Sebelum diuji cobakan)
Variabel Indikator Nomor
Soal Jumlah
Penguasaan kalimat efektif Kemampuan memahami hakikat kalimat efektif 1, 3, 5, 17, 26, 28, 6
Kemampuan menyebutkan ciri-ciri kalimat efektif 11, 15, 18, 19, 22, 29 6
Kemampuan memahami penyebab kalimat menjadi tidak efektif 9, 13, 14, 23, 27, 30 6
Kemampuan dalam menemukan contoh kalimat yang efektif 2, 6, 8, 12, 16, 20 6
Kemampuan mengubah kalimat tidak efektif menjadi kalimat yang efektif 4, 7, 10, 21, 24, 25 6
Jumlah Total 30

G. Penjabaran Butir-butir Soal Tes Penguasaan Kalimat Efektif
1. Petunjuk Umum Mengerjakan Tes
1. Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik penguasaan kalimat efektif Anda dalam berbahasa Indonesia.
2. Jumlah butir soal tes ini ada 40. Anda dianjurkan untuk mengerjakan semua butir soal.
3. Tulis jawaban Anda pada lembar jawab yang telah disediakan dan jangan membuat corat-coret pada lembar soal!
4. Jika Anda selesai mengerjakan, serahkan lembar jawab soal dan lembar jawaban pada pengawas.
5. Setiap butir soal yang Anda jawab dengan benar akan diberi nilai atau skor 1 sehingga skor tertinggi ada 40
6. Waktu yang disediakan bagi Anda untuk mengerjakan tes ini ada 90 menit.
Selamat mengerjakan !
Jawablah soal di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D sesuai dengan pilihan yang menurut Anda paling tepat!
1. Pembangunan pertanian tidak hanya membatasi pada pengembangan tanaman tradisional. Kalimat di atas dianggap tidak efektif karena adanya penggunaan kata yang salah. Kata yang salah itu adalah…
A. Pembangunan
B. Tidak
C. Membatasi
D. Tanaman
E. Trasisional
2. Kalimat-kalimat di bawah ini TIDAK efektif, KECUALI
A. Pada hari ini merupakan hari yang bersejarah bagiku.
B. Dalam rapat itu sudah menetapkan susunan politis seminar.
C. Kepada para mahasiswa diharapkan berkumpul di aula.
D. Kepada para peserta diumumkan bahwa perlombaan akan dimulai
E. Ia memperoleh banyak keuntungan dari berdagang kain kiloan
3. Kepala dari rumah sakit itu telah dipecat dari jabatannya. Kalimat tersebut dapat dijadikan kalimat efektif dengan cara…..
A. Menghilangkan kata “dari jabatannya”
B. Menghilangkan kata “dari pada”
C. Di belakang kata “itu”diberi tanda koma
D. Menghilangkan kata “pada”
E. Kata “telah”diganti “sudah”
4. Dengan perubahan zaman telah menuntut para pendidik untuk mencari metode mengajar yang baru.
Kalimat tersebut dapat dijadikan kalimat efektif dengan cara
A. Mengubah menuntut menjadi dituntut
B. Meletakkan para pendidik pada awal kalimat
C. Menghilangkan kata dengan
D. Menghilangkan kata telah
E. Meletakkan dengan perubahan zaman pada akhir kalimat
5. Pemakaian kata depan dari pada yang efektif terdapat dalam kalimat :
A. Harga baju di pasar lebih murah dari pada di toko
B. Dari pada duduk sendiri, lebih baik belajar
C. Lebih baik berhati-hati dari pada menanggung resiko
D. Siasat dari pada mereka sudah diketahui lawan politiknya
E. Dari padanya aku menemukan cinta sejati
6. Ditinjau dari susunannya kalimat yang betul adalah
A. Ibu sudah menyiapkan makan pagi.
B. Kami akan sampaikan permintaan maaf kepadanya.
C. Sudah saya sampaikan pesanmu kepada Pak Wahidin.
D. Kamu harus pikirkian masalah ini baik-baik.
E. Kepadanya saya sampaikan pesanmu.
7. Dalam rapat itu membicarakan masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan anggota. Kalimat itu dapat dijadiakn kalimat efektif dengan
A. Meletakkan klausa masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan anggota pada awal kalimat
B. Mengubah bentuk membicarakan menjadi dibicarakan
C. Menghilangkan kata yang
D. Menghilangkan kata anggota
E. Meletakkan dalam rapat itu pada akhir kalimat
8. Kalimat efektif terdapat dalam pernyataan
A. Kepada yang merasa belum kelas silakan untuk bertanya.
B. Hadirin dilarang merokok.
C. Selain daripada itu, Saudara harus memenuhi syarat-syarat lainnya.
D. Izin diberikan kepada yang telah memenuhi syarat.
E. Isi daripada surat ini adalah pemberitahuan kepada orang tua wali untuk segera melinasi SPP.
9. Jalan raya itu akan segera diperlebarkan. Kalimat tersebut tidak efektif karena
A. Mengandung bentuk kontaminasi imbuhan
B. Menagndung penulisan kata mejemuk yang tidak sesuai dengan EYD
C. Kata-kata dalam frse verbal tersusun terbalik
D. Mengandung pemakaian awalan di- yang menunjukkan situasi
E. Menggunakan kata adalah
10. Saya akan ceritakan semua pengalaman kami.
Kalimat di atas tidak baik susunannya . kalimat yang baik susunanya adalah
A. Semua pengalaman kami, saya akan ceritakan
B. Akan saya ceritakan semua pengalaman kami
C. Pengalaman kami semua saya akan ceritakan
D. Semua akan pengalaman kami saya ceritakan
E. Pengalaman saya akan kami ceritakan
11. Sekretaris itu mengecek daftar nama-nama karyawan. Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memenuhi salah satu syarat kalimat efektif, yaitu..
A. Kepaduan gagasan
B. Kesepadanan struktur
C. Kehematan kata
D. Keparalelan bentuk
E. Kelogisan bahasa
12. Di antara kalimat bawah ini, yang berupa kalimat efektif adalah..
A. Mengenai bahasa nasional dewasa ini menghadapi bermacam permasalahan
B. Berdasarkan keterangan yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan gedung itu berjalan dengan baik
C. Dengan garis kebijaksanaan itu memungkinkan pembangunan nasional berhasil
D. Seorang yang menguasai persoalan akan dapat mengemukakan persoalan dengan baik
E. Menurut pendapat para ahli mereka berpendapat bahwa perencanaan bahasa sedang mengalami kendala
13. Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Kalimat di atas tidak efektif karena…
A. Tidak sepadan
B. Tidak tegas makananya
C. Tidak hemat
D. Tidak padu
E. Tidak logis
14. Silakan maju ke depan. Kalimat tersebut tidak efektif karena....
A. Adanya kata depan yang tidak perlu
B. Akibat dari salah nalar
C. Adanya kontaminasi
D. Akibat pengaruh bahasa asing
E. Pemakaian kata yang mubadzir
15. Yang dimaksud kesatuan gagasan dalam kalimat efektif adalah…
A. Terdapat unsur S, P, O/ K yang saling mendukung
B. Memiliki kesamaan bentuk atau imbuhan
C. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu
D. Ada penekanan pada kata-kata yang penting
E. Mudah dipahami
16. Contoh kalimat yang efektif di bawah ini…
A. Semua peserta seminar diharap balik ke atas agar acara dapat dimulai.
B. Untuk menghemat waktu, acara kita lanjutkan.
C. Waktu dan tempat kami persilakan.
D. Kakak membelikan adik tas dan sepatu sekolah.
E. Kepada Yth. Bpk wali kota kami persilakan.
17. Kalimat yang tersusun baik adalah
A. Mereka yang belum membayar iuran segara dilunasi.
B. Mahasiswa yang meminjam buku itu supaya mengembalikannya.
C. Barang siapa menemukan barang itu supaya diserahkan kepada polisi.
D. Nasabah harus melunasi hutangnya pada waktunya.
E. Sepeda motor dilarang parker di sini!
18. Harga minyak dibekukan atau kenaaikan secara luwes
Contoh kalimat di atas tidak efektif karena tidak mengandung unsur…
A. Keparalelan bentuk
B. Kesepadanan struktur
C. Kehematan kata
D. Kepaduan gagasan
E. Kelogisan bahasa
19. Syarat-syarat kalimat efektif adalah
A. Harmonisasi
B. Hubungan social
C. Keserasian
D. Kebakuan
E. Kesatuan
20. Kalimat di bawah ini tidak efektif, kecuali
A. Kue ini terbuat daripada tepung terigu
B. Data dari penelitian ini dikumpulkan dengan angket
C. Pengamat ekonomi sedang berbicara tenatng fluktuasi nilai rupiah
D. DPR sedang membahas tentang kenaikan harga BBM
E. Lukisan ini merupakan salah satu bentuk karya seni
21. Karena ia tidak diundang dia tidak datang ke tempat itu. Kalimat ini dapat menjadi efektif jika dihilangkan salah satu katanya, yaitu..
A. Karena
B. Ia
C. Tidak
D. Diundang
E. Dia
22. Contoh kalimat di bawah ini yang tidak efektif karena tidak logis adalah…
A. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
B. Ia memakai baju warna merah
C. Mereka membicarakan kehendak rakyat
D. Makalah ini akan membahas desain interior
E. Waktu dan tempat kami persilakan
23. Yang termasuk penyebab kalimat menjadi tidak efektif, KECUALI
A. Kontaminasi
B. Tidak memiliki keterangan
C. Tidak memiliki subjek
D. Adanya kata depan tidak perlu
E. Salah nalar
24. Soal itu saya kurang jelas
( tidak efektif ). Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat efektif menjadi..
A. Kurang jelas saya soal itu
B. Itu soal kurang jelas saya
C. Itu soal kuarng jelas bagi saya
D. Soal itu bagi saya kurang jelas
E. Jelas kurang itu soal bagi saya
25. Saya akan ceritakan semua pengalaman kami.
Kalimat di atas tidak baik susunannya . kalimat yang baik susunanya adalah
A. Semua pengalaman kami, saya akan ceritakan
B. Akan saya ceritakan semua pengalaman kami
C. Pengalaman kami semua saya akan ceritakan
D. Semua akan pengalaman kami saya ceritakan
E. Pengalaman saya akan kami ceritakan
26. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat keterbalikan penyususnan pada kata..
A. Saran dan yang
B. Dikemukakannya dan kami
C. Kami dan akan
D. Kemukakannya dan akan
E. Akan dan pertimbangkan
27. Rumah di mana ia tinggal adalah bentuk kalimat yang tidak efektif yang disebabkan oleh?
A. Pengaruh bahsa asing
B. Pengaruh bahasa daerah
C. Tidak bersubjek
D. Salah nalar
E. Kesalahan bentuk kalimat
28. Persoalan minat baca tidak terletak pada beberapa jam seseorang tahan membaca dalam sehari. Namun, menyempatkan diri untuk selalu menyentuh bacaan yang disukai sudah cukup mewakili semangat membaca. Bagi seseorang pembaca sejati, akan menjadikan bacaan sebagai referensi terhadap pemikiran dan tindakannya sehari-hari. Tutur kata dan tata bahasanya baik. Bacaan yang dapat menjadi inspirasi seseorang anak untuk terus menjadi besar dan mewujudkan cita-citanya itu.
Kalimat TIDAK efektif dalam paragraph tersebut terdapat dalam kalimat ke….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
29. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat agar menjadi efektif, KECUALI..
A. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
B. Membuat urutan kata yang bertahap
C. Menggunakan repetisi
D. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
E. Paralelisme
30. Kedua pemuda itu saling pukul-memukul setelah bertengkar mulut masalah wanita. Kalimat tersebut tidak efektif karena...
A. Adanya penggunaan kata mubadzir
B. Adanya kontaminasi bahasa
C. Subjek kalimat belum jelas
D. Penggunaan kata depan yang salah
E. Ejaan yang kurang tepat


H. Rumus Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Tes Penguasaan Kalimat Efektif

1. Validitas Butir Instrumen
Validitas menunjuk kepada sejauh mana suatu instrumen mampu mengukur rumus Korelasi apa yang seharusnya diukur (Muh Nasir, 1999: 281). Untuk menguji validitas instrumen kemampuan penalaran, digunakan Point Biserial (rpbi), sebagai berikut:




(Djaali, Pudji Mulyono, dan Ramly, 2000: 122)
Keterangan :
rpb (i) = koefisien korelasi point biserial.
= rerata skor jawaban yang benar butir ke-i
= rerata skor total
St = standar deviasi skor total
pi = proporsi jawaban benar untuk butir soal ke-i
qi = proporsi jawaban salah untuk butir soal ke-i

2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas mengacu kepada sejauh mana suatu alat pengukur secara ajeg (konsisten) mengukur apa saja yang diukurnya (Nasir, 1999:281). Untuk menghitung reliabilitas instrumen kemampuan penalaran, digunakan rumus KR-20 sbb:





(Djaali, Pudji Mulyono, dan Ramly, 2000: 145)
Keterangan :
rii = reliabilitas soal
k = jumlah soal yang valid
piqi = hasil perkalian jawaban benar dan salah
St2 = standar deviasi total





I. Daftar Pustaka

Abdul Aziz. 2009. Sebab Ketidakefektifan Kalimat. http://azizturn.wordpress.com//. (Diakses tanggal 2 November 2010).

Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

E. Kokasih. 2008. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : CV YRAMA WIDYA.

Harimurti Kridalaksana. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hasan Alwi, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hasan Alwi, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Nina Widyaningsih. Kalimat dalam bahasa Indonesia. http://komunitasmahasiswa.info/2009/02/ciri-ciri-kalimat-efektif. (Diakses tanggal 9 Desember 2010).

She2008. Kalimat efektif. http://she2008.wordpress.com. (Diakses tanggal 20 November 2010).

Wahyu Wibowo.2001. Manajemen Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.