Kamis, 30 Juni 2011

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA RUBRIK SMS INBOX PADA KORAN KAMPUS AK-47

Nur Endah Ariningsih
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
JPBS FKIP UNS
email : endahnur66@yahoo.co.id

ABSTRAK

Sebagai alat komunikasi, bahasa berkaitan erat dengan pragmatik yang memahami maksud tersirat maupun tersurat dibalik tuturan baik lisan maupun tulisan. Makalah ini mengulas tentang tindak tutur dalam tulisan SMS INBOX koran kampus AK-47 yang diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MOTIVASI FKIP UNS. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam SMS INBOX AK-47 serta maksud apa yang mungkin terkandung di dalamnya. Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan content analysis dan teknik purposive sampling. Tindak tutur yang terdapat dalam rubrik SMS INBOX AK-47 berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur yang sering muncul dalam tuturan pada tulisan tersebut adalah tindak tutur perlokusi dan ilokusi yang terdiri dari tindak tutur asertif, ekspresif, dan komisif.
Kata kunci: pragmatik, tindak tutur, SMS INBOX

A. PENDAHULUAN
Dalam tataran linguistik, bahasa bisa dikaji dari berbagai sudut pandang baik dari ilmu bahasa maupun interdisipliner ilmu bahasa. Dalam hal ini, pragmatik merupakan salah satu tataran yang turut memperhitungkan manusia sebagai pengguna bahasa. Kalau tataran semantik mempelajari makna secara internal, maka pragmatik mengkaji makna secara eksternal atau makna yang terikat konteks.
Pragmatik menghubungkan makna dengan interpretasi ujaran yang melibatkan negoisasi antara penutur dan lawan tutur serta konteks ujaran dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran. Dalam kegiatan bertutur tentu seorang penutur harus mampu mengaitkan kalimat-kalimat tuturnya dengan konteks yang sesuai bagi pihak yang akan diajak berkomunikasi. Bisa dikatakan bahwa dalam komunikasi, fungsi tindak tutur dari suatu bentuk tuturan dapat lebih dari satu. Fungsi tersebut tergantung pada konteks yang mengacu ke tuturan yang mendahului atau mengikuti tuturan.
Fakta yang ada, terkadang seseorang tidak menggunakan bahasa dalam wujud tuturan yang lengkap dan sesuai kaidah gramatikal. Salah satu contohnya, yaitu penggunaan bahasa dalam SMS INBOX koran kampus AK-47. Meskipun demikian, komunikasi antarpemakai di dalam SMS INBOX dapat berjalan lancar karena mereka mengerti maksud yang terdapat dalam tulisan tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada makalah ini akan dibahas mengenai tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam tulisan SMS INBOX. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam SMS INBOX AK-47 serta maksud apa yang mungkin terkandung di dalamnya.

B. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Sebagai alat komunikasi, bahasa berkaitan erat dengan pragmatik yang memahami maksud tersirat maupun tersurat dibalik tuturan baik lisan maupun tulisan.
Morris (dalam http: //guruumarbakri.blogspot.com/) mengatakan bahwa pragmatik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pemakaian tanda, yang secara spesifik dapat diartikan sebagai cara orang menggunakan tanda bahasa dan cara tanda bahasa itu diinterpretasikan.
Yule (dalam http://guruumarbakri.blogspot.com/) menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna penutur; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Sedangkan Leech (dalam http://awan80.blogspot.com) menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan); menanyakan apa yang dimaksud seseorang dengan suatu tindak tutur; dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara, kepada siapa, dimana, bilamana, dan bagaimana.
Pragmatik erat kaitannya dengan tindak tutur (speech act). Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik dan merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain, seperti : praanggapan, implikatur, prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan.
Berkenaan dengan tindak tutur, Searle (dalam I Dewa & Muh.Rohmadi, 2009 : 21) mengemukakan bahwa secara pragmatik setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan seorang penutur, yaitu tindak lokusi (locutionary act), ilokusi (illocutionary act ), dan tindak perlokusi (perlocutionary act).
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu (the act of saying something). Lokusi adalah konsep yang berkaitan dengan proposisi kalimat. Kalimat atau tuturan dipandang sebagai suatu satuan yang terdiri dua unsur yaitu subyek dan predikat, Nababan dalam (I Dewa & Muh.Rohmadi, 2009).
Tindak Ilokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk menginformasikan sesuatu sekaligus melakukan sesuatu atau sering disebut dengan The Act of Doing Something. Untuk memudahkan identifikasi, ada beberapa verbal yang menandai tindak tutur ilokusi, antara lain : melaporkan, mengumumkan, bertanya, menyarankan, berterimakasih, mengusulkan, mengakui, mengucapkan selamat, dan sebagainya.
Tindak Perlokusi adalah suatu tuturan yang mempunyai efek atau daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya.Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atu tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya atau yang sering disebut dengan The Act of Affecting Someone.
Dalam perkembangannya, Searle (dalam http://guruumarbakri.blogspot.com/) mengembangkan teori tindak tuturnya terpusat pada ilokusi. Pengembangan jenis tindak tersebut berdasarkan pada tujuan dari tindak, dari pandangan penutur. Secara garis besar pembagian tindak tutur menurut Searle adalah sebagai berikut.
1. Asertif (Assertives): pada ilokusi ini, penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya saja menyatakan, mengusulkan, membuat, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
2. Direktif (Directives): ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur, misalnya : memesan, memerintah, memohon, menuntut, dan memberi nasihat.
3. Komisif (Commissives): pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya : menjanjikan, menawarkan. Jenis ilokusi ini cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif karena tidak mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan petutur (mitra tutur).
4. Ekspresif (Expressive): fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya: mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.
5. Deklarasi (Declaration): berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya: mengundurkan diri, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/ membuang, mengangkat, dan sebagainya. (http://wawan-junaidi.blogspot.com)

C. METODE PENELITIAN
Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan content analysis yang berupa pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis dari sebuah media massa. Data pokok yang digunakan berupa SMS INBOX AK-47 edisi 114-116 tahun 2011. Teknik pengampilan data dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu terlebih dahulu menentukan sampel yang karakteristiknya sudah ditentukan dan diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat populasinya. Jadi, jika penulis mengambil data dari rubrik SMS INBOX AK-47 maka, yang dijadikan sampel adalah beberapa data yang terdapat di rubrik SMS INBOX AK-47, bukan data yang lain.
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah teknik studi pustaka. Penulis mengambil data dari SMS INBOX AK-47 dan dikembangkan berdasarkan kajian teori dari berbagai sumber pustaka.

C. PEMBAHASAN
Rubrik SMS INBOX AK-47 merupakan rubrik bagi para pembaca koran kampus AK-47 untuk menyampaikan saran, keluhan, usulan, maupun kritikan tentang berbagai persoalan yang sedang terjadi di kampus yang dirasakan atau diketahui oleh pembaca. Rubrik ini tentunya mempunyai nama yang berbeda-beda pula di setiap surat kabar. Misalnya di harian SOLOPOS menamai rubrik ini dengan Kriing SOLOPOS, harian Joglosemar menamai dengan rubric RAKYAT BICARA dan sebagainya.
Pada rubrik ini, penulis (pembaca, mahasiswa, dosen-pen) mengirimkan tulisannya lewat pesan singkat melalui HP ke nomor tujuan yang tertera di bawahnya atau melalui email LPM MOTIVASI FKIP UNS dengan menggunakan bahasa tulis karena komunikasi penulis dan pembaca menggunakan media surat kabar. Selain itu, penulis pun menyadari akan keterbatasan ruang, dan waktu media yang digunakan, sehingga penulis harus mengikuti aturan kode etik jurnalistik, yaitu menggunakan ragam bahasa yang singkat, jelas, sederhana, dan menarik pembaca
Berikut ini akan penulis sajikan beberapa data SMS INBOX AK-47 edisi 114-116 beserta analisisnya.
1. (085725353XXX)
Saya mahasiswa FKIP UNS “Berkarakter kuat dan cerdas”, mbayar SPP dengan fasilitas yang didapat berbeda!
Analisis : tuturan tersebut tidak hanya menginformasikan sesuatu, tetapi juga bermaksud melakukan sesuatu, yaitu mengeluhkan keadaan di FKIP UNS yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan. Mungkin karena ia sudah membayar mahal namun realitanya tidak sesuai dengan harapan. Dari keluhannya tersebut diharapkan bisa menyadarkan pihak-pihak terkait yntuk lebih memperbaiki fasilitas yang ada agar sesuai dengan pengorbanan mahasiswa. Tindak tutur tersebut termasuk tindak ilokusi jenis asertif.
2. (Yudith)
Kuliah “nyaman” banget! Udah kipas angin tidak menyala, LCD tidak ada, belajar jadi tidak efektif.
Analisis : dari tuturan tersebut menunjukkan bahwa si penulis bermaksud menyatakan keluhannya melalui sindiran dengan menggunakan diksi “nyaman”, meskipun faktanya tidak seperti itu. Ini termasuk jenis Ilokusi yang berarti tidak hanya untuk menginformasikan sesuatu tetapi juga mendorong pembacanya untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini, diharapkan pihak birokrat atau yang bersangkutan bisa segera memperbaiki fasilitas kipas angin dan LCD yang ada di kelas tersebut. Tindak tutur ini termasuk tindak ilokusi jenis asertif mengeluh.
3. (Surya PTM 2009)
BEM FKIP jangan membodohi mahasiswa FKIP dengan menggunakan kartu suara pemilihan dekan FKIP. Itu pembodohan massal!
Analisis: tuturan tersebut menunjukkan kekecewaan penutur kepada lawan tutur (pihak BEM FKIP) yang menurutnya telah membodohi mahasiswa melalui kartu suara. Tuturan ini bisa dimasukkan dalam jenis tindak perlokusi. Adapun efek perlokusi yang diharapkan agar ke depannya BEM menggunakan cara lain untuk pemilihan dekan selain menggunakan kartu suara.
4. (058747320XXX)
Saya tidak mau jika PTK harus berdampingan dengan rumah sakit milik kedokteran. Lebih baik menderita di kampus V Pabelan yang amburadul daripada dijajah FK.
Analisis: tuturan tersebut termasuk jenis tindak perlokusi. Namun, terdapat pula ilokusinya yang secara tidak langsung untuk menginformasikan bahwa mahasiswa PTK tidak ingin dipindahkan di dekat rumah sakit milik kedokteran. Sedangkan efek perlokusi yang diharapkan yaitu agar mahasiswa PTK tetap berada di kampus V Pabelan, karena mereka lebih nyaman di sana.
5. (Arviant-FKIP)
Kok hotspot PGSD sering mati dan lemot ya? Tapi buat satu orang kok bisa cepet? Thanks yang bias kasih penjelasan.
Analisis : tuturan tersebut selain berfungsi untuk menginformasikan juga bermaksud untuk melaporkan agar pihak yang terkait masalah tersebut lebih mengelola fasilitas hotspot dengan baik. Tuturan ini termasuk jenis tindak ilokusi jenis ekspresif-mengeluh.
6. (Puji Indah-Sastra Indonesia)
Kampus kita seringkali kecurian barang-barang yang sering dipakai di kelas. Padahal selesai perkuliahan kelas dikunci. Bagaimana kalau diberi CCTV supaya aman, jadi tiap kelas dikasih kamera biar jelas.
Analisis : tuturan tersebut tergolong jenis tindak ilokusi yang berfungsi untuk memberikan saran/solusi yang lebih baik agar kehilangan fasilitas-fasilitas di kelas tidak terjadi lagi. Tindak tutur ini termasuk jenis ilokusi komisif karena penutur sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan yaitu ‘mengusulkan cara’.
7. (Nufi-PLB)
Pembangunan gedung tidak ada kejelasannya, kenapa terhenti? Kalau memang ingin direnovasi ya harus benar-benar dilaksanakan.
Analisis : tuturan tersebut termasuk ke dalam tindak ilokusi dan perlokusi. Selain menginformasikan sesuatu tuturan tersebut juga berfungsi untuk melakukan sesuatu yaitu memerintah agar pembangunan gedung segera diselesaikan. Sementara itu, efek perlokusi yang diharapkan adalah agar pihak birokrat yang mengurusi masalah pembangunan gedung tersebut segera merealisasikan proyeknya, bukan malah terhenti dalam waktu yang cukup lama.
8. (Andrian-PLB)
Kamar mandi gedung E tidak layak pakai, masak cowok sama cewek tempatnya dicampur?
Analisis : tuturan tersebut bukan semata-mata melaporkan sesuatu, tetapi secara tidak langsung merupakan masukan agar kamar mandi di gedung E dipisahkan antara kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan. Tuturan ini termasuk jenis tindak perlokusi.


D. SIMPULAN
Tindak tutur merupakan bagian dari peristiwa tutur yang merupakan fenomena aktual dalam situasi atau suatu tindakan yang diikuti oleh pengungkapan kata-kata atau kalimat yang didukung oleh ekspresi tertentu dengan mengaitkan konteks yang mendasari penjelasan pengertian suatu bahasa. Dalam tindak tutur, satu bentuk ujaran dapat mempunyai lebih dari satu fungsi dan di dalam komunikasi yang sebenarnya satu fungsi ujaran dapat dinyatakan, dilayani, atau di utarakan dalam berbagai bentuk ujaran.
Tindak tutur yang terdapat dalam rubrik SMS INBOX AK-47 berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur yang sering muncul dalam tuturan pada tulisan tersebut adalah tindak tutur perlokusi dan ilokusi yang terdiri dari tindak tutur asertif, ekspresif, dan komisif.

DAFTAR PUSTAKA

Budhi Setiawan. 2006. Pragmatik : Sebuah Pengantar. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

I Dewa Putu W. dan M.Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik : Kajian Teori dan Analisis. Surakarta : Yuma Pustaka.

Imron Rosidi. 2009. Mengenal Pragmatik. http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/05/kajian-bahasa.html. Diakses tanggal 16 Juni 2011.

Kurniawan. 2008. Tindak Tutur.http://awan80.blogspot.com/2008/07/tindak-tutur.html. Diakses tanggal 19 April 2011.

Musofa.2010.TindakTutur.http://wawanjunaidi.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-tindak-tutur.html. Diakses tanggal 19 April 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar